Komponen dan Fungsi Lisosom
Poedjiadi (2009: 196) menyatakan bahwa lisosom adalah
organel sel yang memiliki diameter antara 250-750 milimikron, berisi sejumlah
besar partikel kecil dengan diameter berukuran 55-80 Angstrom. Dalam Kimball (2017)
menyebutkan bahwa lisosom adalah organel yang dapat ditemukan dalam segala jenis
sel hewan serta sampai sekarang belum ada bukti yang konklusif bahwa lisosom juga terdapat pada sel-sel
tumbuhan.
Di dalam lisosom terdapat enzim-enzim pencernaan atau
penguraian yang bekerja secara hidrolisis, yaitu menguraikan molekul-molekul
besar menjadi lebih sederhana. Dalam Juwono & Juniarto (2002) menyebutkan enzim-enzim
hidrolitik yang dapat ditemukan dalam lisosom antara lain protease, nuklease,
glikosidase, lipase, fosfolipase, fosfatase, dan lain-lainnya. Beberapa cara
kerja dari lisosom dalam Poedjiadi (2009) sebagai berikut:
- Protein dihidrolisis menjadi asam-asam amino
- Glikogen dihidrolisis menjadi glukosa
- Lemak dihidrolisis menjadi asam lemak dan gliserol
- Dalam sel yang mati, lisosom pecah dan menyebabkan enzim-enzim menuju sitoplasma yang menyebabkan terjadinya proses penguraian sel-sel itu sendiri
- Dalam leukosit, lisosom berperan dalam perusakan sel-sel bakteri
Ilustrasi Lisosom dan Enzim Pencernaan [sumber: commons.wikimedia.org] |
Enzim-enzim tersebut secara umum berfungsi untuk
mencerna polisakarida, lipid, fosfolipid, asam nukleat dan protein yang
semuanya terakumulasi di dalam organel ini. Dalam Juwono & Juniarto (2002:
49) menyatakan bahwa enzim-enzim ini dibuat oleh ribosom yang menempel pada retikulum
endoplasma dan ditampun dalam retikulum endoplasma bergranula. Retikulum endoplasma
ini kemudian kehilangan ribosomnya dan menjadi retikulum endoplasma yang tidak bergranula
yang kemudian mendekati apparatus golgi dan berubah menjadi mikrovesikel yang
akan menempel pada immature face dari apparatus golgi dan memindahkan
isinya ke saccula.
Selain itu, Kimball (2017: 100) menyatakan bahwa
lisosom juga berperan penting dalam matinya sel-sel. Bila sel luka atau mati,
lisosom dapat menggantikan yang rusak tadi. Kematian sel merupakan tingkatan
yang penting dalam daur hidup beberapa organisme. Sebagai contoh, pada waktu
kecebong berubah menjadi katak, ekornya secara bertahap diserap. Sel-sel
ekornya, yang kaya akan lisosom, mati dan hasil penghancurannya digunakan dalam
pertumbuhan sel-sel baru katak yang berkembang.
Dalam Juwono & Juniarto (2002: 50) menyatakan
bahwa lisosom primer yang berasal dari vesikel sekretoris akan melakukan 5
jenis kegiatan, yaitu:
- Mengeluarkan enzim dari dalam sel dalam proses sekresi
- Mengadakan difusi dengan mitokondria yang telah mati dan bertindak sebagai sitolisosom
- Mengadakan fusi dengan vesikel pinositosis
- Mengadakan fusi dengan fagosom
- Mengadakan fusi dengan lisosom lain untuk membentuk badan multivesikuler
Referensi:
- Juwono & A. Z. Juniarto (2002). Biologi Sel. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
- Kimball, John W. (2017). Biologi Jilid 1. Edisi Kelima. Terjemahan H. Siti Soetarmi Tjitrosomo & Nawangsari Sugiri. Jakarta: Erlangga.
- Poedjiadi, Anna (2009). Dasar-Dasar Biokimia. Edisi Revisi. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
Post a Comment for "Komponen dan Fungsi Lisosom"